Sabtu, 23 Oktober 2010

Lagu Mamuju - Kukalebai (Rindu)

Lagu Daerah Mamuju....
Yang mengisahkan tentang orang yang rindu dengan orang tua.

Download Link :

Kukalebai(Rindu)

Jumat, 22 Oktober 2010

50 Rayuan Menaklukkan Wanita

Wanita mana yang tidak suka dengan kata-kata rayuan? Apalagi rayuan dari pria yang disukainya. Pasti akan membuat wanita semakin sayang dan cinta dengan anda. Masalahnya ada beberapa pria yang memiliki sifat kaku dan kurang romantis, bahkan mungkin belum pernah mengucapkan kata-kata rayuan untuk memuji pasangannya. Kata rayuan di bawah ini mungkin bisa membantu dan jadi inspirasi buat anda yang sedang jatuh cinta, atau ingin menghangatkan cinta yang mulai dingin.

Yang perlu anda perhatikan, anda harus mengatakan kata-kata ini dengan tulus pada saat yang tepat. Misalnya saat dia sedang berada ditempat jauh (pake sms), atau saat dia akan mau tidur malam atau mungkin saat dia sedang butuh perhatian dari anda. Bisa juga menuliskannya di sebuah kertas notes berwarna dan taruh ditempat yang mudah ditemukan. Pokoknya sesuaikan dengan kondisi. Dan jangan gunakan semua kata rayuan di bawah ini dalam satu hari karena dijamin si dia bakalan muntah kebanyakan "gombal". Mari kita lihat kata rayuan apa saja yang bisa membuat si dia melayang-layang.

1. Saat pertama kali bertemu, dirimu selalu hadir dalam hatiku. Waktu berjalan bersama bayangmu, inginnya selalu dekat denganmu.

2. Bila bunga cinta gugur menyelubungi hatiku yang sepi dan pudar bersama cinta. Tiada hal yang terindah selain cinta. Cinta yang lahir dari hati.

3. Ingin meraih kembali cintamu menjadi kenyataan. Saat diriku dalam siksaan cinta, dirimu melenggang pergi tanpa pernah memikirkanku.

4. Untuk apa berlari dalam kelam? Sedang kabut pun tak mau menyibak. Biarlah semua berlalu, mimpi pun aku tak ingin. Meski rindu ini tercipta untukmu.

5. Adakah di hatimu terbesit satu harapan untuk berjanji selamanya bersamaku? Andai dirimu berada disini untuk membuka kembali jalan cinta. Ada rasa rindu disana yang mengisi relung hati. Adakah rindu di hatimu seperti yang kurasakan?

6. Kutahu kau mencintaiku saat kulihat binar matamu bersinar saat menatapku, teduh dan hangat. Kutahu kaulah tempatku bersandar dan berlindung.

7. Aku dengar bisikan angin sampaikan pesanmu padaku. Aku rasakan tetesan embun sebagai lambang kasih sayangmu. Kulihat pelangi hati sebagai gambaran cintamu padaku. Kurasakan ketulusan, kejujuran, dan kesetiaanmu padaku. Kini aku menyadari bila dirimu kau sangat sayang padaku. Tapi semua terasa menjadi tiada indah tanpa dirimu. Kan kujaga semua yang pernah kau berikan padaku, cinta.

8. Kukirimkan malam ini cinta suciku untukmu bersama hembusan angin teduh. Kusalurkan kasih sayangku melalui pori-pori jiwaku untuk bekal tidur yang kau jenjang dalam dekapan kasih membelai jiwamu.

9. Mengapa harus berjumpa saat diriku telah berdua? Ingin diriku lari dari kenyataan bersama hasratku bersamamu. Namun kutak kuasa melawan sumpah yang telah terucap.

10. Cinta pandangan hati adalah anugerah. Cinta yang tumbuh dari hati meninggalkan rasa sayang yang sangat mendalam. Bila seseorang dapat merasakan cinta yang tumbuh dari hati, itulah yang disebut cinta sejati.

11. Ingin kututurkan kata demi kata, tentang perasaanku padamu.dirimu adalah cahaya dalam hatiku? Semoga kita dapat bersatu.

12. Lembayung tergores kelam, menjelajah anganku pilu. Getar kasihmu dalam badai, tinggalkan mimpi menuju harapan. Adakah harapan itu untukku?

13. Ketahuilah, cinta tak akan pernah sekalipun mengetahui tingkat kedalamannya, bila ia belum diterkam oleh perpisahan.

14. Aku datang atas nama cinta dan kini kau datang membawa putih cintamu yang begitu manis melekat dalam relung jiwaku.

15. Jika kegelapan menyembunyikan pepohonan dan bunga-bunga dari penglihatan kita. Ia tidak akan menyembunyikan cinta dalam hati kita.

16. Andaikan saja aku berani berkata cinta. Kini diriku merasa lelah memendam rasa. Ingin kuungkapkan semua, meski tanpa akhir terindah.

17. Meski cinta tak terbalaskan, tapi tetap akan kutunggu hingga engkau hanya memikirkanku seorang.

18. Cinta adalah misteri yang sulit dimengerti. Cinta merupakan anugerah bagi insan manusia. Cinta adalah kebahagiaan yang terpancar dalam diri seseorang, meski terkadang cinta juga meninggalkan rasa sakit. Adakah cinta abadi? Akankah cinta selalu bersemi?

19. Cinta berpuisi seribu makna. Bertahun-tahun perjalanan cinta yang tak pernah terpisahkan oleh waktu dan jarak.

20. Berharap datangnya cinta bagai bunga di musim lalu, dan mengharap turunnya hujan. Kupercaya akan janji, seperti kupercaya terbitnya matahari esok pagi.

21. Terlihat rona mata yang indah, penuh gairah dan kedewasaan. Ramah kala menyapa, dan indah saat bertutur. Entah harus berkata apa, hati ini terpikat oleh pesonanya.

22. Anganku tak berhenti bersajak. Walau kutahu, kau tak pernah menganggap diriku ada, meski rasa letih mendera, aku tak akan pernah melepaskannya lagi. Kau hanya mimpi yang tak akan menjadi nyata hingga segala rasa harus padam dan berakhir. Kan selalu kurasakan hadirmu antara ada dan tiada.

23. Dingin angin malam membawa khayalan kian pasti. Kugantung impian dan asa, dan aku berjanji tidak akan mengecewakan dirinya.

24. Mencintaimu setulus hati, mengarungi lautan untuk mendapatkan cinta suci. Tak akan pernah menduakanmu walaupun terpisah jarak dan perbedaan.

25. Tak semua kata dapat terucap, lain di mulut lain di hati. Suatu hari nanti, kau akan tahu, rasa cinta yang tersimpan.

26. Nikmatilah cinta dengan kasih putih, maka akan lahir cinta sejati.

27. Mengagumimu apa adanya dan menjadi inspirasi dalam hidupku. Membangkitkan rasa cintaku menjadi tak terbatas. Kini, kuserahkan diriku apa adanya.

28. Tak akan pernah tahu, kemana mata hati melangkah dan berpijak. Sosokmu hanya banyang semu di hati. Abadilah asa bersama mimpiku.

29. Sesaat mengenal telah menambah arti dalam hidupku. Kudapatkan anugerah terindah di bulan penuh berkah. Tanpa kata janji, hanya ungkapan cinta dan saling pecaya. Berdua kita jelang masa depan bersama dalam satu cinta, abadi selamanya.

30. Rindu akan belaianmu, kasih sayang, dan ketegaranmu. Walau semua itu t’lah berlalu, tapi takkan pernah terlupakan hingga akhir hayatku.

31. Saat bertemu, aku tak peduli. Saat kau pergi, aku selalu menantimu. Apakah ini namanya cinta?

32. Kau datang disaat keegoisan akan cinta tengah mendera. Membawa cahaya dan kedamaian, membuatku tidak mudah menyerah untuk merengkuh kisah cinta bersamamu.

33. Dalam hati aku menanti, kuserahkan hati sebagai tanda ketulusan cinta.

34. Meski adakah cinta yang tulus setelah sekian lama lelah mencari. Kapankah perjalanan ini kan berakhir?

35. Penderitaanku adalah bayangan gelap bagi dirimu, saat kesetiaan menjadi alasan untuk mencampakanku! Aku takkan lari dari cintamu yang selalu memasungku.

36. Sesuatu yang terbesar dalam hidup ialah mengampuni orang yang menyakiti kita dan tetap mengasihinya.

37. Jangan pernah berkata selamat tinggal jika masih ingin mencoba. Jangan pernah menyerah selama merasa masih dapat maju. Jangan pernah berkata ya bila tidak menyukainya.

38. Untuk apa bicara cinta, jika hatimu tak terbuka. Untuk apa bicara cinta, jika matamu tak bercahaya. Untuk apa bicara cinta, jika hanya membuatmu menderita. Bagiku, dirimu adalah SANG CINTA

39. Apakah arti cinta jika tidak saling mengerti satu sama lain. Jika keegoisan yang muncul, itu bukanlah cinta.

40. Seseorang tak akan pernah menyadari dalamnya rasa cinta sampai tiba saat perpisahan.

41. Cinta bagaikan sepasang burung yang tumbuh melalui jiwa, rasa dan raga. Cinta dapat dimiliki melalui perasaan dua hati..

42. Kuingin lebih mencintaimu sebelum saat lepaskan tubuhku. Kuingin rasakan cintamu seutuhnya sebelum saat tinggalkan jiwaku. Cumbuilah cintaku, belailah hatiku dan peluklah erat jiwaku untuk selamanya.

43. Cinta adalah saling memiliki. Kasih sayang adalah saling memberi. Cinta adalah kejujuran. Mencintai bukan untuk saling menghianati.

44. Apakah cinta itu? Hingga kini masih kunanti hadirnya di relung hatiku.

45. Cinta tak harus memiliki dan mencintai bukanlah menguasai. Biarlah kumencintai dengan caraku sendiri.

46. Jangan sebut cinta abadi jika hanya ingin merasakannya. Hiduplah cinta dan tinggalah di dalamnya maka cinta itu akan kekal.

47. Laksana kumbang yang terjebak dalam taman mawar berduri. Leluasa menikmati tebaran keharumannya. Namun tak kuasa untuk memetiknya. Tak kuasa bebas dari belenggu duri.

48. Cinta tak harus memiliki tapi hanya bisa dirasakan. Berpisah tak harus ada rasa benci. Hanya cinta yang mampu mengatasinya.

49. Cinta dapat melahirkan kebahagiaan dan kebencian. Cinta bukanlah segalanya. Tak perlu berlebihan memperlakukannya. Cintailah sang pencipta cinta.

50. Adakalahnya cinta datang tiba-tiba. Adakalahnya cinta datang walau hanya sesaat. Adakalahnya cinta datang hanya di bibir saja. Tapi cintaku untuk selamanya, dan namamu terukir dilubuk hatiku.

Itulah kata-kata rayuan yang saya ambil dari berbagai sumber,dan saya tidak bertanggung jawab kalau nanti anda dianggap Tukang Gombal. "Selamat mencoba, semoga sukses" 

Menerima Yang Tidak Sempurna

Wahai sahabat,

Apa yg membuatmu tertarik pada seseorang?
Apa yg membuatmu memutuskan untuk mencintai seseorang dengan segala kekurangannya?
Apa yg membuatmu memilih seseorang menjadi pendampingmu?

Duh… jawaban pertanyaan ini pasti telah ada
didalam hati mu, dengan segala pertimbangan dan pemikiran yang dalam
atau mungkin kamu hanya asal memilih/memutuskan?. Dan padahal sebelum
memutuskan pilihanmu, kamu tentu menyadari bahwa masih banyak orang
lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya, lebih alim daripada
pasanganmu tetapi mengapa kamu tetap memilih untuk mencintainya?

Dan perlu kamu ketahui perasaan cinta, simpatik, tertarik,
akan selalu datang dalam berbagai kesempatan pada kehidupan kita.
Tetapi mengapa kamu tetap memilih untuk mencintainya?

Mungkin kamu sudah tahu, mencari seseorang yang
sempurna sesuai keinginan hati itu sulit, jadi mengapa kamu tetap
mencarinya? ini bukanlah suatu keputusasaan tapi Mengapa kamu tidak
mencari yang seseorang yang tidak sempurna kemudian menjadikannya
menjadi sempurna sesuai hatimu?.
Dan perlu kamu ketahui, kita hadir di kehidupan ini tentunya bukan
untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai tetapi untuk
belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang sempurna.

Maka sudah menjadi tugasmulah Wahai sahabat,
Jika pasanganmu belum bersinar, maka tugasmulah memancarkan cahayanya.
Jika pasanganmu belum sempurna, maka tugasmulah yang membuatnya
sempurna menurut hatimu.jangan kau menuntut untuk mendapatkan
bidadari/pangeran yang sempurna, tapi binalah dan tuntunlah pasanganmu
agar menjadi bidadari/pangeran yang sempurna menurutmu.Dan akhirnya
semua yang kamu inginkan akan menjadi sempurna tentulah karena
keberadaanmu secara bersama.

Ya Rabb….Aku tidak meminta seorang yang
sempurna, namun aku meminta seorang yang tidak sempurna, sehingga aku
dapat membuatnya sempurna dimataMU..”.

Ya Rabb….Jika orang lain memohon kepada-Mu
untuk menikah dengan orang yang mereka cintai, maka aku memohon
kepada-Mu, lapangkan hatiku untuk mencintai orang yang kelak menikah
denganku..”

Ya ALLAH

(Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-NYA.
Setiap waktu Dia dalam kesibukan.) ( QS.Ar-Rahman: 29)

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang
menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru, " Ya Allah!"

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir; kendaraan menyimpang
jauh dari jalurnya; dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya,
mereka akan menyeru, " Ya Allah ! "

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka
yang tertimpa akan selalu berseru, " Ya Allah!"

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan
digeraikan, orang-orang mendesah, " Ya Allah !"

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa
menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka
pun menyeru , " Ya Allah!"

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup
dan jiwa serasa seolah tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus
Anda pikul, menyerulah, " Ya Allah! "

Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita,
dan wajah zaman berlumuran debu hitam
Kusebut nama-MU dengan lantang di saat fajar menjelang,
dan fajarpun merekah seraya menebar senyuman indah

Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang
menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggudah-
gulanakan hati adalah hanya pantas ditujukan ke hadirat-NYA.

Setiap dini hari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan,
julurkan lengan penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke
arah-NYA untuk memehon pertolongan! Ketika lidah bergerak, tak lain
hanya untuk menyebut, mengingat dan berdzikir dengan nama-NYA.
Dengan begitu, hati akan tenang, jiwa akan damai, syaraf tak lagi
menegang, dan iman kembali berkobar-kobar.
Demikianlah, dengan selalu menyebut nama-NYA, keyakinan akan
semakin kokoh. Karena,
(Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamban-NYA.) QS. Asy-Syu'ra:19

Allah : Nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling
indah, ungkapan yang paling tulus, dan kata yang sangat berharga.
(Apakah kamu tahu ada seseorang yang sama dengan Dia
(yang patut disembah) ? ) QS.Maryam : 65

Allah : Milik-NYA semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan,
kemuliaan, kemampuan, dan hikmah.
(Milik siapakah kerajaan pada hari ini? Milik Allah Yang Maha Esa
lagi Maha Mengalahkan) QS. Ghafir : 16

Allah: dari-NYA semua kasih-sayang, perhatian, pertolongan, bantuan,
cinta dan kebaikan.
(Dan, apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
datangnya) QS. An-Nahl: 53

Allah: Pemilik segala keagungan, kemuliaan, kekuatan dan keperkasaan.
Betapun kulukiskan keagungan-MU dengan deretan huruf,
Kekudusan-MU tetap meliputi semua arwah
Engkau tetap Yang Maha Agung, sedang semua makna,
akan lebur, mencair, di tengah keagungan-MU, wahai Rabku

Ya Allah, gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan
kesedihan itu awal kebahagian, dan sirnakan rasa takut ini menjadi
rasa tentram. Ya Allah, dinginkan panasnya kalbu dengan salju
keyakinan, dan padamkan bara jiwa dengan air keimanan.

Wahai Rabb, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam
ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang
bergolak ini kedamaian, dan ganjarlah dengan kemenangan yang nyata.
Wahai Rabb, tunjukanlah pandangan yang kebingungan ini kepada
cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-MU
nmerapat ke hidayah-MU!

Ya Allah, sirnakan keraguan terhadap fajar yang pasti datang dan
memancar terang, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan
secercah sinar kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan
bantuan bala tentara-MU!

Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, dan usirlah
kegundahan dari jiwa kami semua!

Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang mendera,
hanya kepada-MU kami bersandar dan bertawakal, hanya kepada-MU
kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan.
Cukuplah Engkau sebagai Pelindung kami, karena Engkaulah
sebaik-baik Pelindung dan Penolong.

Pesan Warren Buffet

Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Anda sendiri dan ingat :
  • Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang.
  • Hiduplah secara sederhana.
  • Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang menurut Anda baik.
  • Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang sekiranya nyaman bagi Anda.
  • Jangan memboroskan uang Anda untuk hal-hal yang tidak diperlukan;
    gunakanlah uang untuk membantu mereka yang kekurangan.
  • Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Anda sendiri. Andalah yang mengendalikan hidup Anda sepenuhnya.
semoga terinspirasi

For Sahabat

Dan relakan ia menjadi malaikat Tuhan
Malaikat kecil yang senantiasa menerima kasih Tuhan
Malaikat Kecil yang hidup dalam asuhan Tuhan
Malaikat kecil yang sekarang asyik bermain bersama malaikat kecil yang lain ditaman surga Tuhan
Malaikat kecil yang suci karna takdir Tuhan
Tak ada lagi penderitaan padanya
Tak ada lagi kesusahan padanya
Tak ada lagi kesedihan padanya
Hanya kebahagian semata yang ada padanya
Ia pun akan menjadi saksi atas ayahnya yang mencintainya
Ia pun akan menjadi saksi atas bundanya yang mencintainya
Ia pun akan menjadi saksi atas keikhlasan, pengorbanan dan perjuangan ayah-bundanya
Ia pun akan terus bersenandung akan kesaksiannya itu kepada Tuhannya
Ayah – bunda yang mana yang tak bahagia
Jika memiliki malaikat kecil yang menanti mereka surga
Jika memiliki saksi yang terus bercerita tentang cinta ayah-bundanya
Jika memiliki malaikat pelindung dan pembela jika datang masanya
Maka berbahagialah wahai orang-orang yang telah diuji dengan kehilangan
Kebahagiaan sedang menanti, jika menjalani ujian ini dengan kesempurnaan
Sebab Tuhan maha adil, yang akan membalas penderitaan dengan kebahagiaan
Kebahagiaan yang abadi karena abadinya pertemuan
(Nanang Wijaya, bandung 21 Januari 2010)

Cinta Bertakbir (Cerpen Islamic)

Seorang sahabatku, Mimi namanya, kami bersahabat puluhan tahun sejak kami sama-sama duduk di sekolah dasar (SD). Mimi gadis sederhana, anak tunggal seorang juragan sapi perah di wilayah kami, memiliki mata sebening kaca, dan lesung pipit yang manis menawan siapa saja dan akan runtuh hatinya jika memandang senyumnya. Termasuk saya.
Dan nilai tambahnya adalah dia seorang yang sangat soleha, yang patuh pada kedua orang tuanya. Tetapi Ranu, ’’don juan’’ yang satu ini juga sangat menyukai Mimi. Track record-nya yang begitu glamor dan mentereng tidak meragukan untuk merebut hati Mimi.
Sedangkan saya, hanya bisa menatap cinta dari balik senyuman tipis ketegaran. Karena saya tidak mau persahabatan kami hancur.
Lambat laun, Mereka pun pacaran dari mulai kelas 1 SMP hingga menikah. Sebagai tetangga sekaligus sahabat yang baik, saya hanya bisa mendukung dan ikut bahagia dengan keadaan tersebut (walaupun hati ini sedikit teriris). Apalagi Mimi dan Ranu saling mendukung. Hingga tiba ketika selesai kuliah, mereka berdua ingin mewujudkan cita-cita bersama, membina keluarga, yang sakinah, mawaddah, dan warohmah.
Namun, namanya hidup pasti ada saja kendalanya, di balik kesejukan melihat hubungan mereka yang adem ayem, orang tua Ranu yang salah satu pejabat di daerah itu, menginginkan Ranu menikahi orang lain pilihan kedua orang tuanya. Namun Ranu rupanya cinta mati dengan Mimi, sehingga mereka memutuskan untuk menikah, sekalipun di luar persetujuan orang tua Ranu. Dan secara otomatis, Ranu diharuskan menyingkir dari percaturan hak waris kedua orang tuanya, disertai sumpah serapah dan segala macam cacian.
Ranu akhirnya melangkah bersama Mimi. Setelah menikah, mereka pergi menjauh keluar dari kota kami, Dumai, menuju Pekanbaru, dengan menjual seluruh harta peninggalan kedua orang tua Mimi yang sudah meninggal.
Masih tajam dalam ingatan, Mimi pergi bergandengan tangan dengan sang kekasih abadi pujaan hatinya Ranu, melenggang pelan bersama mobil yang membawa mereka menuju Kota Bertuah.
Selama setahun, kami masih rutin berkirim kabar. Hingga tahun kelima, di mana aku masih sendiri dan masih menetap tinggal di Dumai, sedang Mimi entah kemana, hilang tak ketahuan rimbanya, setelah surat terakhir mengabarkan bahwa dia melahirkan anak keduanya, kemudian setelah itu kami tidak mendengar kabarnya lagi.
Sampai di suatu siang yang terik, di hari Sabtu, kebetulan saya berada di rumah tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara ketukan pintu kamar. Temanku mengatakan ada tamu dari Pekanbaru. Siapa gerangan? Pikirku ketika itu.
Sejenak aku tertegun ketika melihat sosok perempuan di depan pintu, lupa-lupa ingat, hingga suara perempuan itu mengejutkanku,”Faris….Faris kan!” katanya.
Sejenak, dia ragu-ragu, hingga kemudian berlari merangkulaku, sambil terisak keras di bahuku. Saat itu aku hanya bisa diam tertegun dan tak tahu hendak melakukan apa, meskipun aku tahu dia bukan muhrimku.
Kemudian aku menjauhkannya dari bahuku sambil masih ragu, bergumam pelan, “Mimi…Mimikah?”
Masyaallah…Mimi terlihat lebih tua dari usianya, namun kecantikan alaminya masih terlihat jelas. Badannya kurus dengan jilbab lusuh yang berwarna buram, membawa tas koper berukuran besar yang sudah robek di beberapa bagian.
Semula Mimi terdiam seribu bahasa pada saat aku tanya keadaan Ranu, matanya berkaca-kaca, aku menghela nafas dalam, menunggu jawabannya.
“Mas Ranu, Ris….Mas Ranu sudah berpulang kepada-Nya lima bulan yang lalu.”
Kata-kata Mimi membuatku tercekat beberapa saat, namun sebelum aku sempat menimpali, bertubi-tubi Mimi menangis sambil bercerita, “Mas Ranu kena kanker paru-paru, karena kebiasaannya merokok tiga tahun yang lalu, semua sisa peninggalan orang tuaku sudah habis terjual ludes, untuk biaya berobat, sedang penyakitnya bertambah parah. Keluarga mas Ranu enggan membantu, kamu tahu sendiri kan, aku menantu yang tidak diinginkan, dan ketika Mas Ranu meninggal, orangtuanya masih saja membenciku, mereka sama sekali tidak mau membantu,” katanya.
Dia bercerita, dia bekerja serabutan di Pekanbaru, mulai jadi tukang cuci, pembantu rumah tangga, dan sebagainya, hingga suaminya meninggal. “Keluarganya, hanya memberiku uang sekadarnya untuk penguburan Mas Ranu, hingga aku terpaksa menjual rumah tempat tinggal kami satu-satunya, dan dari sana aku membayar semua tagihan rumah dan hutang-hutang pada tetangga, sisanya aku gunakan untuk berangkat ke Dumai, aku tidak sanggup mengadu nasib di sana Ris,” kata-kata Mimi berhenti di sini, disambut isak tangisnya. Sedang aku yang sedari tadi mendengarkan tak kuasa juga menahan haru yang sudah sedari tadi menyesak di dada.
Mimi tertegun… dia memandangku nanar. kemudian dia mengulurkan tangan, memberikan seuntai kalung emas besar, sisa hartanya.
“Ini untukmu Ris.., aku gadaikan padamu, pinjami aku uang untuk modal usaha, dan kontrak rumah kecil-kecilan, aku tidak mau merepotkanmu lebih dari ini Ris.”
Pelan-pelan aku meraih kalung itu dari meja, menimbang-nimbang, pikiranku melayang menuju sisa uang di amplop, dalam tas. Jumat kemarin aku baru mendapat gaji. Sebagai pegawai di suatu instansi, gajiku sangatlah kecil jika dibandingkan dengan pegawai yang lain tentunya, tapi itulah sisa uangku. Aku mengeluarkan amplop tersebut dari dalam tas, di kamar, semua kuinfaqkan untuk Mimi, semata mata karena ikhlas.
Mimi menatap amplop di tanganku, sejurus kemudian aku meletakkan amplop tersebut di atas meja sambil berkata, “Ini sisa uangku Mimi, kamu ambil, nanti sisanya biar aku pikirkan caranya, kamu butuh modal banyak untuk mulai usaha.”
Singkat cerita, Mimi bisa mulai usahanya dari modal itu, mengontrak rumah kecil di dekat rumah saya.
Alhamdulillah, sekarang di tahun kedua, usahanya sudah menampakkan hasil. Mimi sudah sedemikian mandiri, banyak yang bisa aku contoh dari pribadinya yang kuat yaitu Mimi adalah pejuang sejati, ulet, sabar, dan kreatif.
Mimi tetanggaku kini dan setiap pagi selalu menyapa riang aku, wajah cantiknya kembali bersinar.Dia juga tekun mendengar keluh kesahku pada setiap permasalahan yang aku hadapi setiap harinya, termasuk ketika aku mulai mengeluh tidak betah di kantor sebagai pegawai sekian tahun, atau ketika aku menghadapi badai kemelut usia yang sudah berkepala tiga belum juga menemukan jodoh.
“Faris, Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan seseorang atau Allah lebih tahu apa yang terbaik bagimu, sedangkan kamu tidak.”
Lalu Mimi mengajak aku melihat kepulasan tidur anak-anaknya di ruang tamu yang ia jadikan ruang tidur, sedangkan kamar tidur ia jadikan dapur untuk memasak (sungguh rumah yang mungil). Mereka berjejal pada tempat tidur susun yang reyot, kemudian katanya, “Lihatlah Ris, betapa berat menjalani hidup seorang diri, tanpa bantuan bahu yang lain, kalau tidak terpaksa karena nasib, enggan aku menjalaninya Ris. Sedang kamu, bersyukurlah kamu, masih memiliki masa depan yang panjang.“
Aku pun berhenti dari pekerjaan yang lama, sekarang aku bekerja lebih mapan dari yang dulu. Karena setiap pulang kerja aku melintas di depan rumah Mimi, dan terus memperhatikan ketegarannya, akhirnya Allah menumbuhkan kembali cinta di hatiku. Sampai suatu saat aku pun melamarnya agar hubungan kami dihalalkan oleh syari’at. Mimi hanya bisa menunduk malu dan tersenyum melihat anak-anaknya yang akan memiliki ayah yang baru. Allahu Akbar….
Rudi Al-Farisi
Pecinta Cerpen dan Sastra Tinggal di Dumai.

Sebuah Penantian (Untukmu Sobat)

Sepertinya cuaca pagi itu agak mendung, membuat semua aktivitas yang akan dilakukan menjadi kacau sedikit. Gemuruh petir terasa menggetarkan tanah jelas di relung hati setiap insan. Langit yang memerah terus mengeluarkan tetesan air dari perutnya, dari pagi hingga sore. Saat itu juga tampak seorang gadis berseragam SMA berteduh di halte bis sambil menunggu hujan reda, ia mengambil sebuah handphone Nokia di tasnya. Ditulisnya sebuah pesan singkat kepada seseorang. Tidak lama kemudian sebuah mobil Mercedes hitam mendekati gadis itu, terlihat seseorang berpakaian polos dan sederhana.
“Kenapa lama sekali, aku seperti di dalam kulkas karena kelamaan menantimu,” rengut gadis berseragam SMA itu.
“Maafkan aku Ima, kamu tahu sendiri ‘kan, Jakarta itu macet.”
“Sudah tahu Jakarta itu macet kenapa tidak pergi dari awal,” balas Ima lagi, ketus.
“Sudahlah Ma. Aku tadi ada kerjaan sedikit makanya aku telat.” Tara berusaha menenangkan Ima yang lagi kesal.
“Bisa kita pulang sekarang?” tanya Tara kepada sahabatnya.
“Kapan lagi. Tahun depan!” cetus Ima.
Tidak berapa lama kemudian mereka pun meluncur menembus hujan yang begitu deras. Sampai di rumah, Ima langsung mengganti pakaian tanpa terlebih dulu makan siang. Dia langsung menuju ke belakang rumahnya dan menuju ke sebuah lapangan basket. Diambilnya bola basket yang berada di bawah kursi. Lalu ia lempar hingga menembus keranjang basket. Hujan pun semakin lama semakin bersembunyi di balik awan. Kini tinggal tetes air kecil yang turun bergantian. Ima terduduk lelah dan terdiam di lapangan itu. Pikirannya kacau, bayangan Arjuna, sahabat kecilnya, bermain-main di benaknya. Seketika ia teringat akan kenangan manisnya bersama sahabat kecilnya itu. Tanpa ia sadari air matanya menetes seiring gerimis saat itu. Masa lalunya sangat pahit untuk diingat dan terlalu manis jika dilupakan.
Saat ia telah mengeluarkan air matanya, sebuah panggilan halus didengarnya sehingga ia sadar dari lamunannya.
“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya perempuan tua itu lembut.
Dia hanya diam. Bibirnya sulit mengeluarkan sepatah katapun. Tubuhnya kaku.
“Sudahlah Nak. Jangan kau terus menyiksa dirimu seperti ini. Nanti kau sakit,” lanjut perempuan tua itu sedih.
“Aku sudah terlanjur sakit, Bu. Hatiku sudah hancur seperti puing-puing yang tak tersisa lagi,” ratap Ima.
“Kau masih punya ibu, Nak. Ibu tidak akan membiarkan kau terus-terusan begitu,” balas ibunya dengan air mata yang berguguran.
***
Malam itu Ima tidak keluar dari kamarnya. Kata-kata Arjuna selalu terngiang di memorinya. Sebuah janji yang terucap dari mulut mungil laki-laki itu, selalu ia nantikan.
“Tiga hari lagi ulang tahunku. Aku tahu Arjuna pasti datang untuk menepati janjinya. Dia akan kembali untukku,” pikirnya sedih. Memang semenjak Arjuna pergi ia selalu murung.
Malam semakin larut. Angin-angin malam yang mengerikan terus menusuk pori-pori setiap orang yang menikmatinya. Suara jangkrik makin riang, tapi burung hantu berhenti menangis. Ima telah terlelap dalam tidur.
Pagi hari, gadis berkulit sawo matang itu berangkat ke sekolah. Tiba di sekolah, seorang gadis sebaya dengannya menghampiri. Seperti biasa Tara selalu menasehati Ima. Memberi penjelasan dan berusaha meyakinkan Ima tentang Arjuna. Baru saja Tara memulai pembicarannya, ia telah disemprot Ima yang masih jengkel.
“Aku sudah katakan! Arjuna itu masih hidup. Dia akan datang di hari ulang tahunku,” katanya yakin.
“Ima, kau jangan gila. Arjuna telah mati. Bencana itu telah merenggutnya. Kau harus menerima kenyataan ini,” kembali Tara menjelaskan.
“Terserah kamu berkata apa. Aku yakin dia pasti kembali. Itu janjinya!”
“Kau harus sadar Ma! Mana mungkin orang yang sudah mati hidup kembali,” jelas Tara dengan sedih.
“Tidak… sebelum aku melihat mayatnya aku tidak akan percaya,” Ima bersikeras menentang kata-kata Tara.
Tara pasrah. Tak tega lagi melihat sahabatnya itu terus-menerus menderita. Apa yang harus kulakukan Tuhan? Bukakan pintu hatinya. Yakinkan dia bahwa Arjuna telah tiada….
***
Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu Ima. Sebelum acara ulang tahunnya dilaksanakan, ia telah mempersiapkan segala keperluan dengan baik. Kue telah ia hias secantik mungkin. Saat itu semua teman-temannya telah hadir dan acaranya akan segera dimulai. Tapi wajah Ima tampak cemas, gelisah. Ia mondar-mandir di depan pintu rumahnya. Seperti sedang menanti seseorang. Setengah jam berlalu. Tapi acaranya belum juga dimulai, karena teman-temannya telah lama menunggu, hampir membuat semuanya cemas. Tapi Ima tetap menanti seseorang, yaitu Arjuna.
Tara ikut gelisah. Dia panik! Apa yang harus dilakukan. Terpikir olehnya untuk membuka TV yang berada di sudut ruang tengah itu, dengan harapan agar teman-temannya tidak bosan menunggu. Tapi saat memencet remote TV, berita korban tsunami dan gempa susulan banyak memakan korban lagi. Tara segera memanggil Ima dan…
“Ini tidak mungkin Ra! Arjuna pasti tidak ada di situ.” Teriak Ima sedih ketika melihat tayangan itu.
Semua temannya terkejut dan menatapnya tajam dan penuh tanda tanya.
“Ini kenyataan Ma. Semua orang yang ada di Aceh, telah meninggal semua,” jelas Tara prihatin.
“Aku tidak percaya… Arjuna telah berjanji kepadaku dan aku akan me-nantinya,” ia kembali histeris.
“Ima kamu harus sabar! Aku yakin jika Arjuna melihat kamu begini, ia pasti sedih. Lebih baik kamu mendoakannya.”
“Tidaaak!!!”
Ia lari meninggalkan acaranya. Air matanya satu per satu membasahi pipinya. Langkahnya semakin lama semakin pelan dan terhenti. Nafasnya berburu kencang. Jantungnya berdetak cepat. Sepertinya ia merasa telah jauh alam yang tengah ia rasakan sekarang.
Ia terduduk lemah memandang langit yang kelam. Isak tangisnya terus berjalan. Dalam menangis sesosok bayangan putih melintas di depannya. Ia tersentak, mulutnya spontan mengucap nama Arjuna dengan gemetar.
Bayangan itu makin lama makin jauh. Tersenyum manis kepada Ima. Meninggalkannya dalam kesendirian. Ia terus terpaku dan tak dapat mengedipkan mata. Setelah bayangan putih itu lenyap ditelan kabut ia kembali memejamkan mata dan menangis.
“Aku telah rela melepaskanmu pergi untuk selamanya. Meski hal ini sangat menyakitkan bagiku. Aku ikhlas…” ucapnya lirih.
Angin bertiup sepoi-sepoi, satu per satu lembar-lembar daun cemara gugur di depannya. Ia meraih ranting, lalu di tulisnya sebait puisi.
Detik-detik berlalu
Musim semi pun akan berganti
Angin sepoi pun telah merayu
Tapi penantianku
Selalu hidup untukmu….
Untuk terakhir kali ia menjerit menyebut Arjuna melepaskan suaranya ke udara. Suaranya menggaung. Kini penantiannya pun telah berakhir. Mungkin janji tak selalu harus ditepati tapi sahabat sejati selalu tetap di hati. ***

Cerita Kehidupan

Berikut sebuah cerita yang disadur dari Novel yang ditulis oleh Leo Tolstoy :
Satu ketika ada malaikat yang mendapat hukuman dari Tuhan, malaikat itu harus turun ke bumi untuk hidup sebagai manusia dan mencari jawaban dari tiga pertanyaan.

Pertanyaan tersebut adalah :
Apa yang telah diberikan oleh Tuhan kepada Manusia
Apa yang tidak diberikan oleh Tuhan kepada Manusia
Dan dengan apa manusia itu bisa hidup.
Setelah hidup bersama keluarga pembuat sepatu yang sederhana, akhirnya beberapa kejadian membuat malaikat itu bisa menjawab ketiga pertanyaan tersebut.
—————–
Saya tidak membahas jawaban pertanyaan pertama dan kedua, akan tetapi saya ingin menuliskan kembali jawaban pertanyaan ketiga : Dengan apa manusia itu bisa hidup ?
Si Malaikat menemukan jawaban bahwa : “Manusia Itu Bisa Hidup Karena Cinta Dari Orang-orang Di sekelilingnya”
—————-
Lihatlah kembali orang disekeliling kita, mungkin ada orang yang menjengkelkan, membenci, jahat, dsb.
Akan tetapi tetap ada orang yang karena cinta mereka, kita bisa tetap hidup sampai saat ini.
—————-
Karena kita telah mendapat cinta dan kasih sayang dari orang-orang lain……
Maka kenapa kita tidak memberikan cinta dan menebar kasih sayang kita kepada orang lain ?
—————-

Mencintaimu Karena ALLAH SWT..

Aku memberanikan diri datang kepadamu
Melewati rendah diriku dan ketidaktahumaluanku
Untuk mengatakan aku mencintaimu,
dan maukah engkau menjadi pendampingku
Lebih mudah rasanya menelan empedu
Dari pada lisanku mengeluarkan jujurnya
walaupun terdengar biasa, malah mungkin remeh bagimu
atau justru terasa mengganggu.

Jawabanmu sungguh luar biasa,
Hanya dengan sebuah pertanyaan;
“Apakah engkau mencintaiku karena Allah?”
Lalu aku terdiam lama, berpikir keras, menghela hafas panjang
Adakah syarat ini tak ada dalam tas persembahanku untukmu? Aku mencintaimu,
Tetapi aku tidak bisa mengatakan aku mencintaimu karena Tuhanku
Aku mencintaimu,
Karena engkau begitu mempesonaku,
Lagakmu terlihat bercahaya dimataku,
Entah apa yang membuatmu nampak demikian olehku
Aku mengatakan aku mencintaimu dan ingin memetikmu
Tapi tidak seperti calon pangeranmu yang lain,
Yang (menurutku) dengan luar biasa bisa mengatakan "Adinda, aku mencintaimu karena Allah"
Sayang, level hatiku belum bisa setinggi itu
Aku mencintaimu,
tetapi jujur saja bukan dengan cinta karena Allah
Itu hanya cinta dari insan terhadap sesamanya
yang berharap bisa menggenapkan moda untuk bertualang ke tanah Tuannya
Mencintaimu karena Tuhanku....
Cinta seperti apakah itu?
Seluruh logikaku tidak sampai untuk memikirkannya
Apakah seperti cinta milik ayah-bundaku dulu Atau seperti teori-teori yang tertulis dalam buku pernikahan
Jujur tak sampai semua ikhtiarku untuk menuju sana
Aku mengambil risiko,
Kau lemparkan kembali pengakuan ini ke mukaku
Atau kau langsung membuangnya jauh-jauh dari hadapanmu
Atau cukup dengan senyuman kecil yang berkata tidak
Karena mengatakan Aku tidak tahu apakah aku mencintaimu karena Allah atau bukan
Semua hanya karena aku tidak ingin menjual Tuhanku kepadamu
dan aku tidak ingin menipumu dengan hal yang bahkan belum bisa aku lakukan
Entah apa aku mencintaimu dengan cinta karena Allah...
Yang aku tahu, aku mencintaimu dan memimpikan menjalani sisa hidup denganmu
Agar kau bisa melengkapiku, agar ku bisa menuntunmu, agar kita bisa sama-sama meniti jalan menuju Tuhan kita dengan saling mendukung
Agar aku bisa memanifestasikan seluruh manusiawiku di tempat yang sangat tepat
Agar aku bisa mengisimu dengan bulir-bulir yang membuat kau menjadi lebih bermartabat
Agar kita bisa berjalan dengan tenang tanpa takut ada gelap yang membayang
Agar kita bisa sama-sama meluruskan ejaan kita tentang arti kata iman
Adinda,
Kisah cintamu bukanlah kisah...
yang diawali dengan once upon a time dan berakhir dengan happy ever after
Karena cerita cinta Yusuf dan Zulaikha tidak sesederhana itu
Cerita cinta Muhammad dan Khadijah bukan fairy tale seperti itu
Cerita cinta Qais dan Layla tidak semerdu itu
Cerita cintamu dimulai dengan ikhtiar dan berakhir juga ketika kau masih mengayuh roda ikhtiarmu
Hak adinda bermimpi
Datang pengakuan cinta dari rupawan yang sangat jelas tercium bau surga darinya
Sepenuhnya hak adinda membayangkan
Salah satu makhluk terbaik Allah datang meminta adinda menjadi pendampingnya
Tetapi hakku juga untuk bermunajat
Ada bidadari nyata yang sudi berbagi hidup denganku
Ada eksistensi yang mau menerimaku berserta semua dhoifku
Ada makhluk indah yang mau menemaniku meniti jalan Tuhanku
Aku mencintaimu
Tetapi jangan dulu kau sergah harus dengan cinta karena Allah
demi penolakan
Kasihanilah orang bodoh ini yang belum mengerti apa itu cinta karena Allah
Tentu aku mencintai Tuhanku
Pun aku mencintaimu
Dan jujur, aku belum bisa menyintesa keduanya
Aku mencintaimu
dan ingin kumaknai dengan makna yang lebih mudah kupahami
Aku mencintaimu dengan cinta yang selalu mendoakanmu
menemukan pendamping yang terbaik, terhebat, dan semua ter-ter lainnya
meskipun ternyata itu bukan aku...

Cinta itu kesempatan atau pilihan sih......?

Saat kita bertemu dengan seseorang yang sempurna, yang kita cintai di saat yang tepat, di tempat yang tepat dan di waktu yang tepat. Itu adalah kesempatan.
Saat kamu bertemu seseorang yang membuatmu tertarik. Itu bukan pilihan. Itu adalah kesempatan.
Selalu bersama/bertemu dalam suatu waktu (dan banyak pasangan yang jadian karena hal ini) bukanlah suatu pilihan. Itu adalah kesempatan .
Perbedaannya adalah setelah semuanya itu terjadi.
Kapan kau akan membawa rasa cinta, suka, ketertarikan tersebut naik ke tingkat selanjutnya?

Ketika kemudian akal sehat kita kembali bermain, kita akan duduk dan menimbang kembali apakah kau ingin melanjutkan hubungan tersebut atau melepaskannya. Jika kau memilih untuk mencintai seseorang tersebut, meskipun dengan segala kekurangannya, itu bukanlah kesempatan. Itu adalah pilihan.
Disaat kau memilih untuk bersama dengan seseorang, tidak peduli dengan hal lainnya.Itu adalah pilihan
Meskipun kau tahu banyak orang di luar sana yang lebih menarik, pintar, dan lebih kaya daripada pasanganmu, dan ya, kau memutuskan untuk tetap mencintai pasanganmu apa adanya. Itu adalah pilihan.
Cinta, suka, ketertarikan datang kepada kita dari kesempatan. Tetapi cinta sejati itu adalah sungguh-sungguh suatu pilihan. Sebuah pilihan yang kita buat.
Berkenaan dengan teman sejiwa atau pasangan hidup, ada sebuah kutipan indah dari seorang bijak :
“Nasib membawamu untuk bersama, tetapi untuk tetap bersama sampai akhir itu semua tergantung dari dirimu.”
Saya percaya bahwa teman sejiwa itu benar-benar ada. Bahwa ada seseorang khusus diciptakan untukmu.
Tetapi itu masih tetap tergantung pada dirimu untuk membuat pilihan tersebut, apakah kau akan melakukannya atau tidak.
Kita mungkin akan menemukan teman sejati kita dengan kesempatan yang ada, tetapi untuk mencintai dan bersama dengan teman sejiwa kita, itu adalah tetap pilihan kita untuk mewujudkannya.
Kita datang ke dunia ini bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk mencintai…
Tetapi untuk belajar, bagaimana mencintai seseorang yang tidak sempurna dengan sempurna

Rahasia Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh Anda akan mengirimkan sinyal kepada pikiran bawah sadar lawan bicara. Lewat bahasa tubuh, tabir perasaan lawan bicara akan tersibak.

Kita bisa mempelajari bahasa tubuh lawan bicara. Purnawan E. Andoko dari Wellness World memberi rahasianya:

Bahasa Kepala
- Condong ke arah Anda: tertarik, setuju.
- Menjauh secara mendadak: curiga, tidak percaya.
- Topang dagu: bosan.
- Mengangguk: setuju.
- Banyak menoleh: tidak sabar, ingin menyudahi pembicaraan.

Bahasa Mata
- 60 persen menatap langsung: tertarik.
- 80 persen tatapan langsung: tertarik secara seksual.
- 100 persen tatapan langsung: perlawanan.
- Penghindaran tatapan: me¬nyem¬bunyikan sesuatu.
- Lensa mata membesar: sangat tertarik.
- Tatapan jatuh ke bawah dan melirik ke kiri/kanan: tertarik pada Anda.
- Lirik kanan/kiri langsung: bosan.
- Kedipan cepat: tidak setuju.

Bahasa Tangan
- Telapak terbuka ke atas: jujur terbuka.
- Telapak di saku atau tertutup: menyembunyikan sesuatu.
- Mengepal: tegang, tidak nyaman, marah.
- Menutup mulut/hidung: indikasi berbohong.
- Membentuk kerucut: percaya diri atau yakin.
- Tangan di atas meja: siap untuk setuju.
- Jari mengetuk-ngetuk: bosan atau ingin bicara.

Gerakan Lain
- Dada atau pinggul didekatkan: tertarik secara seksual.
- Kaki mengetuk lantai: ingin bicara atau bosan.

Nada atau Kecepatan Bicara
- Lambat dan nada akhir turun: yakin dan menguasai.
- Penekanan kata: otoritatif.
- Nada dan kecepatan meninggi: emosi, tegang, atau menyembunyikan sesuatu.

Bahasa Penolakan
- Kaki atau tangan bersilang.
- Melirik ke kiri/kanan, kepala menoleh ke kiri atau kanan.
- Tatapan langsung minimal.
- Mengetukkan jari atau kaki. Arah kaki tidak kepada Anda.
- Postur tubuh tertutup.

Bahasa Keterbukaan
- Tatapan langsung banyak dengan lensa mata membesar.
- Tangan menangkup membentuk menara.
- Arah kaki kepada Anda.
- Postur tubuh terbuka.

Bahasa Siap Menerima
- Kontak mata lebih 60 persen dan banyak senyum lepas.
- Tubuh atau kepala mencondong kepada Anda.
- Banyak anggukan dan wajah menghadap langsung ke Anda.
- Tangan terbuka di atas meja.

Bahasa Curiga
- Postur tubuh tertutup
- Tangan berada di saku atau posisi menyilang.
- Tatapan melalui sudut mata (lirikan) berulang kali.
- Arah kaki menyerong.

Bahasa Tidak Jujur
- Banyak menatap ke samping khususnya pada bagian kata atau kalimat bohong.
- Tangan sering menutup mulut atau hidung, atau meraba hidung atau telinga.
- Postur tidak nyaman

Sahabat Kecilku

Kala itu kulihat ia duduk termanggu
Sendiri dengan pakaian
bak seorang pangeran kecil
Aku berdiri tegap di depannya dan
membusungkan dada seolah aku
adalah seorang ibu suri
Aku mengacungkan jari telunjukku
yang begitu lentik tepat dihadapannya
Ia menatapku dan mata itu
memancarkan rasa ragu yang teramat besar
Aku tersenyum manis padanya
dan segera menarik tangan mungil itu
untuk berjalan mengikutiku

Untuk Seorang Sahabat

Kau merpati putih
Membawa berita kesucian
Tentang negeri berbukit salju
Air syurgawi yang bening
Mengalir dalam matamu
Pelepas dahaga musafir
Yang haus dalam cita-cita
Menuju negeri di seberang sana
Akulah yang terlunta-lunta
dalam nestapa
berteduh dalam tatap sorot matamu
kau sahabatku

KAU

senyuman indah itu
tak pernah lekang di lautan waktu
wajahmu mencerminkan kepolosan
yang selalu dimain-mainkan hari
bayangan dirimu
selalu membayangi mata hatiku
kau yang selalu melihatku
dan aku ada di bola matamu
kau mutiara bening dalam hidup
cahaya terang dalam legam malam.